Metode FIFO merupakan singkatan dari first in first out yang mana dapat didefinisikan pada wujud nyatanya dengan gambaran berikut. Jadi persediaan yang datang pertama pada perusahaan, maka akan keluar atau digunakan pertama oleh perusahaan itu sendiri.
Di dalam ilmu akuntansi ada beberapa metode penghitungan biaya persediaan barang diantaranya disebut dengan istilah metode Fifo, Lifo dan Avarage. Ini merupakan metode penghitungan yang paling populer dan dianggap termudah.
Dimana pencatatan persediaan perusahaan dengan metode tertentu seperti Fifo, Lifo dan Average ialah karena ada cost persediaan di sana. Istilah mudahnya ada biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Baca Juga : Berikut Cara Pencatatan Stok Barang Yang Hilang atau Rusak di Accurate Online
Faktanya banyak perusahaan yang mengasumsikan cost perusahaan sebagai biaya yang keluar masuk semata. Padahal aliran cost atau biaya perusahan harus tetap sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum disingkat PABU. Karena itulah muncul metode-metode penghitungan cost persediaan. Di antaranya adalah Fifo, Lifo dan Average. Nah untuk artikel yang berikut ini akan dijelaskan tentang metode Fifo.
Menurut Mulyadi First-in, First-Out method (FIFO) adalah metode penilian yang menganggap barang yang pertama kali masuk diasumsikan keluar pertama kali pula. Jika barang dikeluarkan dari gudang maka akan dihargai sebesar harga perolehan yang pertama. Sehingga metode ini sejalan dengan alur arus fisik dimana sudah sepantasnya barang yang pertama kali mauk dikeluarkan pertama kali dahulu.
Dimana sebuah perusahaan pasti memiliki persediaan, entah itu persediaan sebagai barang yang dijual kembali atau persediaan yang digunakan para pekerja perusahaan untuk operasional atau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi memiliki metode pencatatan persediaan sangatlah penting bagi perusahaan.
Baca Juga : Apa sih bedanya Menghitung Persediaan Metode Periodik dan Perpetual
Metode pencatatan persediaan ini akan memudahkan perusahaan untuk mengerti aliran dana masuk dan aliran dana keluar yang seharusnya sama. Dengan metode ini juga persediaan akhir bisa ditentukan karena persediaan pada akhir periode akan bertanggung jawab untuk menentukan harga jual berdasarkan informasi berapa biaya persediaan yang terakhir masuk.
Jadi persediaan ini sudah seyogyanya dicatat oleh perusahaan untuk menghindari kerugian atau kendala lain yang merugikan. Perusahaan bisa mencatat persediaan ini dengan dua pilihan sistem.
Dalam akuntansi persediaan barang bisa dihitung dalam beberapa metode, dimana metode ini bisa disesuaikan dengan jenis perusahaan dan juga kepentingan perusahaan. Berikut beberapa metode perhitungan persediaan yang populer digunakan adalah metode FIFO (First in First Out), dan Average.
Baca Juga : Berikut Tips Mudah Untuk Membuat Laporan Keuangan Yang Benar
Oleh karena itu metode pencatatan persediaan ini akan memudahkan perusahaan untuk mengerti aliran dana masuk dan aliran dana keluar yang seharusnya sama. Dengan metode ini juga persediaan akhir bisa ditentukan karena persediaan pada akhir periode akan bertanggung jawab untuk menentukan harga jual berdasarkan informasi berapa biaya persediaan yang terakhir masuk.
Maka dari itu bisa dikatakan metode aliran persediaan first in first out ini merupakan metode yang paling sering dipilih dibanding metode lainnya. Apa alasannya? Alasannya tak lain berdasarkan kekurangan dan kelebihan dari metode ini sendiri.
Baca Juga : Bagaimana Mengakui Persediaan Sebagai Aset Tetap
Metode FIFO terdiri atas dua bagian :
-
Sistem Periodik. Menurut sistem FIFO berdasarkan metode Periodik, nilai persediaan akhir ditentukan dengan cara saldo periodik yang ada dikalikan dengan harga pokok perunit barang yang terakhir kali masuk. Bila saldo periodic ternyata lebih besar dari unit terakhir masuk, sisanya dipergunakan harga pokok perunit yang masuk sebelumnya.
-
Sistem Perpetual. Apabila digunakan metode buku maka setiap jenis persediaan akan dibuatkan kartu persediaan yang terdiri dari beberapa kolom yang digunakan untuk mencatat mutasi persediaan.
Jika menggunakan metode FIFO, walaupun sistem pencatatannya berbeda (perpetual dan periodic), nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan pada akhir periode akan sama jumlahnya.
Saat menerapkan metode first-in-first-out, artinya perusahaan akan terlebih dahulu menggunakan stok lama / first-in untuk penjualan. Oleh karena itu, persediaan barang pada akhir periode biasanya akan dinilai sebesar harga pokok pembelian terakhir. Jadi metode FIFO cocok untuk perusahaan yang menjual produk dengan tanggal kadaluwarsa, seperti makanan, minuman, dan obat-obatan.
- Kelebihan Metode Persediaan Fifo
Keuntungan yang lebih besar digadang-gadang menjadi kelebihan dari metode pencatatan persediaan ini. Semua perusahaan pastinya menginginkan sebuah keuntungan yang besar dalam siklus finansialnya, sehingga metode ini wajar saja lebih dipilih. Kelebihan lain dari metode fifo ini adalah nilai yang dihasilkan dari pencatatan lebih relevan sifatnya. Karena nilai ini akan ada di laporan posisi keuangan.
Ketika menjadi staf gudang atau yang bekerja di bagian pegudangan perlu menetapkan cara penataan barang di rak atau lokasi penempatan agar mudah bagi petugas gudang menata dengan cara FIFO.
Baca Juga : Berikut Tips Efektif Untuk Mengelola Persediaan Barang di Gudang
- Kekurangan Metode Persediaan Fifo
Meskipun keuntungan yang didapat bisa terjamin besar nominalnya, namun sayangnya ada yang menilai keuntungan yang didapat ini kurang akurat sifatnya. Benar saja, karena pada metode ini unit atau persediaan yang masuk terakhir dan yang keluar terakhir yang akan digunakan untuk menentukan harga barang.
Untung besar juga akan membuat pajak yang dikenakan cukup besar dan metode ini membuat perusahaan harus membayar pajak yang lebih besar kepada pemerintah.
Kesimpulannya, dengan mengetahui apa itu metode fifo yang mana sebuah metode untuk mencatat persediaan, serta informasi lain terkait kelebihan dan kekurangan dari metode tentu Anda bisa menjadi lebih mudah dalam menerapkannya.
Bulan |
Persediaan |
Biaya |
Harga |
1 Januari |
100 unit |
20.000/unit |
2.000.000 |
10 Januari |
80 unit |
21.000/unit |
1.680.000 |
30 Januari |
100 unit |
22.000/unit |
2.200.000 |
Tersedia untuk dijual |
280 |
5.880.000 |
Perhitungan fisik yang dilakukan pada tanggal 31 Januari 2019 ternyata ada sisa persediaan sebanyak 150 unit.
Baca Juga : Laporan Keuangan Apa Saja Yang Wajib Disiapkan Pengusaha UKM Menjelang Akhir Tahun
Dengan menggunakan FIFO, biaya sisa dari persediaan pada akhir periode diperoleh dari biaya perolehan yang paling akhir.
Biaya 150 unit dalam persediaan per 31 Januari 2019 senilai Rp 3.250.000 dari biaya barang tersedia untuk dijual senilai Rp 5.880.000 sehingga diperoleh harga pokok penjualan senilai Rp 2.630.000
Biaya dan tanggal |
Jumlah unit |
Biaya |
Harga |
Biaya Paling akhir, pembelian 30 Januari 2019 |
100 |
Rp 22.000 |
Rp 2.200.000 |
Biaya Paling akhir, pembelian 30 Januari 2019 |
50 |
Rp 21.000 |
Rp 1.050.000 |
Biaya Paling akhir, pembelian 30 Januari 2019 |
150 |
Rp 3.250.000 |
Setelah itu dengan mengurangkan biaya persediaan per 31 Januari 2019 senilai Rp 3.250.000 atas biaya barang yang tersedia untuk dijual senilai Rp 5.880.000 sehingga hasil yang diperoleh sebesar Rp 2.630.000.
Sehingga akan diperlihatkan seperti tabel dibawah ini :
Keterangan |
Biaya |
Persediaan awal, 1 Januari 2019 |
Rp 2.000.000 |
Pembelian (Rp 1.680.000 + Rp 2.200.000) |
Rp 3.880.000 |
Biaya Barang tersedia untuk dijual |
Rp 5.880.000 |
Biaya Barang tersedia untuk dijual |
Rp 3.250.000 |
Harga Pokok Penjualan (HPP) |
Rp 2.630.000 |
Persediaan akhir 31 Januari 2019 senilai Rp 3.250.000 asalnya dari biaya perolehan paling akhir. HPP senilai Rp 2.630.000 asalnya dari biaya persediaan awal serta biaya paling awal.
Kesimpulan
Baca Juga : Berikut Tips Bisnis Untuk Pemasaran Bisnis Ritel Agar Cepat Sukses
Dengan adanya konsep atau metode-metode semacam ini, maka proses pencatatan persediaan barang perusahaan menjadi lebih rapi dan teratur. Selain itu, opsinya di laporan neraca keuangan juga lebih detail dan menyeluruh.
Nah jika Anda menggunakan Accurate Online sebagai software akuntansi pada bisnis, Anda bisa dengan mudah untuk menentukan mana metode persediaan yang cocok untuk usaha Anda.
Selain sebagai software akuntansi, Accurate Online juga memiliki fitur pengelolaan stok yang lengkap seperti pemilihan metode persediaan, multi gudang, pencatatan bahan baku, stok opname dan masih banyak lagi.
Maka dari itu untuk mempermudah manajemen persediaan, Anda dapat menggunakan bantuan software akuntansi online seperti Accurate Online.
Jadi dengan menggunakan Accurate Online, melakukan pengelolaan persediaan menjadi mudah menggunakan fitur Manajemen Stok, baik memilih metode persediaan FIFO maupun Average.
Baca Juga : Cermati Fitur-Fitur Accounting Software Ini Saat Pilih Software Akuntansi Terbaik
Dengan Anda menggunakan Accurate Online, Anda dapat memilih sistem pencatatan barang antara FIFO atau Avarage. Hal ini tentu akan memudahkan Anda dalam pemantuan dan pencatatan stok, terutama jika bisnis Anda sudah memiliki banyak cabang.
Oleh karena itu Accurate Online adalah aplikasi pembukuan yang ringan bagi UMKM. Jadi harganya, sangat terjangkau untuk bisnis UMKM tidak sampai 2 juta loh!! Apalagi sekarang sedang ada diskon 25% atau 600 ribu.
Jadi kamu hanya tinggal membayar 1,8 juta dari harga normal 2,4 juta loh! Jika Kamu tertarik bisa langsung minta penawarannya dengan klik disini
Baca Juga : Hanya Berlangganan Accurate Online Disini Langsung Diskon 600 Ribu loh!
Maka dari itu jika ada yang otomatis, kenapa harus manual khan…???. Accurate Online sendiri adalah software akuntansi berbasis cloud yang sudah digunakan oleh lebih dari 300 pengguna dari berbagai jenis bisnis mulai dari UKM sampai perusahaan manufaktur besar. Anda bisa mencoba menggunakan Accurate Online secara gratis selama 30 hari melalui link ini.
Ingin tahu artikel menarik lainnya, silahkan klik link di bawah ini :
- Manual Book Accurate Online Lengkap dan Mudah Dipahami
- Ini Tipsnya Membuat Iklan Soft Selling Yang Bikin Orderan Kamu Melimpah
Leave A Comment